Monday 24 July 2017

Cara Buka Akun FBS

Berikut Langkah-langkah meembuka akun FBS
Klik link BUKA AKUN 











Cara Deposit FBS

Cara Deposit Dana Di FBS

CARA DEPOSIT DANA KE Akun FBS

Cara Deposit akun menggunakan bank lokal Indonesia BCA, Mandiri, BRI, OCBC dan BNI.
Silahkan Anda Login ke dalam Personal Area Anda  lalu masukkan email dan password personal area Anda seperti saat proses pendaftaran. Kalau belum daftar FBS silahkan klik DAFTAR DISINI
  • Setelah login, silahkan klik menu Deposit dana bisa dari tombol hijau dipojok kanan atas, atau dari link dibawah menu operasi keuangan seperti contoh gambar dibawah ini
  • Contoh disini Anda akan deposit dengan rekening bank lokal, silahkan klik menu Bank Lokal Indonesia (BCA, BRI, BNI, MANDIRI, OCBCNISP), selanjutnya klik kotak gambar Bank yang akan digunakan untuk transfer.
  • Misalnya disini Anda akan deposit dengan rekening BCA, maka Anda klik di kotak Bank BCA
  • Setelah Anda klik gambar Bank BCA akan muncul nomor rekening BCA tujuan deposit ( WINDY KURNIA AUGUST IR No rek. 0860647788 ).
  • Catat nomor rekening tujuan deposit tersebut.
  • Silahkan transfer ke rekening a/n WINDY KURNIA AUGUST IR
  • Perlu diperhatikan, pada kolom berita transfer isi dengan : Bayar jasa invoice (nomer akun trading Anda) agar pihak FBS mudah mengenali transfer dari anda.
  • Contoh: Bayar jasa invoice 9266532 atau cukup invoice 9266532
  • Setelah transfer, Anda lakukan konfirmasi dengan Klik “Buat notifikasi untuk pembayaran anda
  • Isi formulir notifikasi dengan data transfer yang telah Anda lakukan
  • Jika Anda centang kotak Kurs tetap diatas, maka kurs yang dipakai adalah $1=Rp 10.000 (Buat orang yang sering DEPO gak pernah rasakan Nikmatnya WD), sebaliknya jika tidak dicentang maka kurs yang dipakai adalah kurs BCA. Sebaiknya tidak perlu dicentang dulu. Karena  saya sebagai pengguna Robot NAVHelios sangat yakin selalu WD bukannya Deposit terus. Jika sering WD mendingan pakai Kurs Floating.
  • Tunggu beberapa saat maksimal 1×24 jam (rata2 kurang dari satu jam) dana Anda masuk ke akun Anda. Bisanya gak sampai 5 menit sudah masuk jika Anda juga mengkonfirmasi via Live Chat.

Wednesday 19 July 2017

Indikator MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE (MACD)

MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE (MACD)


Pada akhir tahun 1970-an, ada seorang dokter di Amerika Serikat yang juga aktif di perdagangan saham mengembangkan sebuah indikator teknikal yang bernama Moving Average Convergence Divergence (MACD). Ia adalah Prof. Gerald Appel.
MACD merupakan salah satu indikator teknikal yang bisa membantu Anda untuk mengidentifikasi perubahan arah. Selain itu, MACD bisa memberikan informasi apakah tren yang berlangsung cukup kuat atau tidak.
Dari namanya mungkin Anda sudah bisa menebak bahwa dasar yang digunakan MACD adalah Moving Average. Benar sekali. Tapi kita tidak akan membahas dasar teori dan perhitungannya. Dalam chapter ini kita akan membahas cara membaca MACD untuk menemukan peluang, karena itulah tujuan kita mempelajari analisis teknikal: mencari uang dari pasar finansial. Ya kan? ðŸ™‚
MACD
MACD
MACD standar yang merupakan bawaan dari platform Metatrader memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
  1. Zero Line
  2. Histogram, yang berupa garis-garis vertikal
  3. MACD Signal Line, yang biasanya ditampilkan sebagai garis merah putus-putus.
Histogram merupakan indikator apakah tren yang terjadi cukup kuat atau tidak. Jika histogram semakin panjang, itu artinya momentum bertambah besar (tren turun bertambah kuat). Tetapi jika histogram semakin pendek, itu merupakan indikasi bahwa momentumnya semakin berkurang. Hal tersebut biasanya akan diikuti oleh koreksi.
MACD juga bisa dimanfaatkan untuk mencari entry signal. Caranya adalah dengan memperhatikan histogram dan MACD signal line. Ketika MACD signal line “melepaskan diri” dari histogram, itulah yang menjadi sinyalnya.
Sinyal buy adalah ketika MACD signal line lepas dari histogram di bawah zero line, sedangkan sinyal sell adalah ketika MACD signal line lepas dari histogram di atas zero line.
MACD Signal
MACD Signal
MACD ini memiliki kelemahan. Pengaturan standar dari MACD seringkali memunculkan fake signal. Untuk itu Anda harus lebih berhati-hati menggunakan MACD ini dan disarankan untuk dipakai di time frame yang agak panjang, misalnya grafik 4 jam-an atau grafik harian.
Menemukan Divergence
Bagaimana cara menemukan divergence dengan menggunakan MACD?
Pada dasarnya, caranya sama dengan mengenali divergence pada indikator lain seperti stochastic, CCI, atau RSI.
Pada MACD, yang Anda perhatikan adalah puncak-puncak dan lembah-lembah histogram.
Bullish divergence adalah ketika lembah grafik makin rendah namun lembah histogram makin tinggi. Pada saat tersebut histogram berada di bawah zero level. Konfirmasi dari bullish divergence adalah ketika histogram naik ke atas zero level. Gambar di bawah ini adalah salah satu contoh kejadian bullish divergence pada MACD.
MACD bullish divergence
MACD bullish divergence
Bearish divergence adalah ketika puncak grafik makin tinggi namun puncak histogram makin rendah. Pada saat tersebut histogram berada di atas zero level. Konfirmasi dari bearish divergence adalah ketika histogram turun ke bawah zero level. Di bawah ini adalah contoh bearish divergence yang terlihat pada MACD.
MACD bearish divergence
MACD bearish divergence

http://www.foreximf.com/belajar-forex-2/dasar/moving-average-convergence-divergence-macd/

Indikator Relative Strength Index

Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI), memiliki kemiripan dengan stochastic dalam hal membantu untuk mengenali kondisi overbought dan oversold. Indikator ini dikembangkan oleh J. Welles Wilder, Jr dan diperkenalkan pada tahun 1978. Wilder junior sendiri adalah seorang insinyur mesin yang lebih dikenal sebagai seorang analis teknikal yang melahirkan beberapa indikator teknikal yang terkenal selain RSI.
RSI memiliki nilai dari 0 (nol) hingga 100 (seratus). RSI bisa membantu Anda untuk memperkirakan keadaan overbought dan oversold. Pasar dianggap overbought jika RSI berada di bawah 30 dan dianggap overbought bila RSI berada di atas 70.
RSI
RSI
Pada umumnya RSI digunakan untuk mencari sinyal buy dan sell, seperti halnya indikator yang lain. Sinyal sell dicari ketika RSI sudah memasuki area overbought, sebaliknya sinyal buy dicari ketika RSI sudah memasuki area oversold.
Konfirmasi sinyal sell adalah ketika RSI turun dari area overbought dan berada di bawah 70, sedangkan konfirmasi buy adalah ketika RSI naik dari area oversold dan berada di atas 30.
RSI SIGNAL
RSI SIGNAL
RSI tidak seagresif stochastic. RSI termasuk indikator yang jarang memunculkan sinyal buy atau sell. Oleh sebab itu RSI mungkin tidak cocok bagi trader yang agresif, yaitu trader yang ingin melakukan transaksi sebanyak dan sesering mungkin.
Namun karena RSI jarang memunculkan sinyal, biasanya kemunculan sinyal diikuti oleh pergerakan yang cukup panjang. Oleh karena itulah RSI cocok bagi trader yang cenderung kalem, yang sangat sabar menanti sinyal RSI untuk melakukan transaksi.
Ada beberapa tips yang bisa Anda gunakan dalam menggunakan RSI untuk mengantisipasi munculnya fake signal. Kita sebut saja sebagai “jurus enam langkah RSI”🙂
Aturan untuk buy:
  1. RSI harus berada di area oversold (di bawah 30).
  2. Tunggu sampai RSI lepas dari area oversold (naik ke atas 30).
  3. Sebagai penguat, pastikan ada candlestick bullish ketika RSI lepas dari area oversold.
  4. Tunggu sampai candlestick tersebut selesai (close).
  5. Entry (buy) pada pembukaan candlestick berikutnya.
  6. Tempatkan stop loss sedikit di bawah swing low yang terakhir.
Ilustrasi langkah-langkah di atas adalah sebagai berikut:
Langkah 1 – 3:
RSI buy 1
Langkah 4 – 6:
RSI buy 2
Dan kejadian selanjutnya ternyata:
RSI buy 3
 Tips: jangan tempatkan stop loss persis di swing low terakhir. Sebagai antisipasi, jauhkan sedikit di bawah swing low tersebut.
Seiring pengalaman dan banyaknya latihan, Anda nanti akan lebih mengenal karakteristik pasar sehingga bisa memperkirakan di mana sebaiknya stop loss Anda tempatkan.
Aturan untuk sell:
  1. RSI harus berada di area overbought (di atas 70).
  2. Tunggu sampai RSI lepas dari area overbought (turun ke bawah 70).
  3. Sebagai penguat, pastikan ada candlestick bearish ketika RSI lepas dari area overbought.
  4. Tunggu sampai candlestick tersebut selesai (close).
  5. Entry (sell) pada pembukaan candelstick berikutnya.
  6. Tempatkan stop loss sedikit di atas swing high yang terakhir.
Praktek dari jurus-jurus di atas adalah sebagai berikut:
Langkah 1 – 3:
RSI sell 1
Langkah 4 – 6:
RSI sell 2
Dan… voila!
RSI sell 3

Divergence dengan RSI, why not?
RSI juga bisa mengenali saat terjadi divergence. Caranya sama dengan mengenali divergence pada indikator lain semisal stochatic dan CCI.
Contoh bullish divergence dengan menggunakan RSI:
RSI bullish divergence
RSI bullish divergence
Yang berikut ini adalah contoh bearish divergence dengan RSI:
RSI bearish divergence
RSI bearish divergence
Baiklah, demikian pembahasan kita mengenai RSI. Berlatihlah terus, agar kepekaan Anda semakin terasah!

dikutip dari http://www.foreximf.com/belajar-forex-2/dasar/relative-strength-index-rsi/

Indikator Stochastic oscillator

Stochastic oscillator

Stochastic oscillator (lebih sering disebut sebagai stochastic saja) merupakan salah satu indikator yang juga bisa membantu Anda untuk menemukan momentum yang baik untuk menentukan entry point. Indikator ini pertama kali dikembangkan oleh seorang dokter yang juga adalah trader saham dan analis teknikal yang bernama George Lane di tahun 1950-an.
Stochastic juga merupakan salah satu indikator yang populer di kalangan para trader karena mudah dimengerti dan digunakan. Di samping itu, dengan metode yang baik, indikator ini juga bisa menghasilkan profit dengan konsistensi yang cukup baik. Itulah sebabnya indikator ini masih populer hingga saat ini.
Indikator ini memiliki dua garis: yaitu garis %K dan garis %D. Demi kemudahan untuk membedakannya, biasanya keduanya diberi warna yang berbeda. Warna yang biasa digunakan adalah warna biru muda untuk %K dan warna merah untuk %D. Selain itu, %D juga biasanya ditampilkan sebagai garis putus-putus. Tentu saja warna-warna itu nantinya bisa Anda ganti sesuai selera, yang penting nanti Anda bisa membedakan mana yang %K dan mana yang %D.
Stochastic
Stochastic
Komponen lain adalah area overbought dan oversold. Pada stochastic, area overbought ini berlokasi di atas level 80, sedangkan area oversold berlokasi di bawah level 20.
Di awal telah dikatakan bahwa stochastic bisa membantu Anda menemukan momen entry yang baik. Yang menjadi sinyal adalah crossover (persilangan/perpotongan) antara garis %K dan %D. Sinyal sell yang baik sering muncul ketika stochastic telah berada di area overbought. Sebaliknya, sinyal buy yang baik seringkali muncul ketika stochastic telah berada di area oversold.
Stochastic signal
Stochastic signal
Stochastic biasanya bekerja dengan baik pada saat market berada dalam keadaan sideway. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati menerjemahkan sinyal buy ataupun sell dari stochastic pada saat market trending.
Kalau begitu, stochastic tak berguna ketika market trending dong?
Tidak sepenuhnya demikian, sebab masih ada cara mempergunakan stochastic meskipun market sedang trending.
Ketika market sedang trending, Anda masih bisa menggunakan stochatic sebagai referensi. Syaratnya: sinyal yang muncul harus searah dengan tren yang sedang berlangsung. Jadi pada saat downtrend, yang dicari adalah sinyal sell. Sebaliknya pada saat uptrend, yang Anda cari adalah sinyal buy.
Stochastic signal buy
Stochastic signal buy
Stochastic signal sell
Stochastic signal sell
Nah, petuah bijaknya adalah: buy-lah engkau pada saat uptrend dan sell-lah engkau pada saat downtrend. ðŸ™‚
Menemukan divergence dengan stochastic
Selain memberikan informasi overbought dan oversold, stochastic juga bisa dimanfaatkan untuk mencari bullish divergence dan bearish divergence. Caranya mirip dengan mencari pola divergence pada CCI.
Stochastic bullish divergence
Stochastic bullish divergence
Di atas adalah contoh bullish divergence yang diperoleh dengan menggunakan stochastic pada grafik AUD/USD. Bullish divergence akan memperoleh konfirmasi ketika stochastic naik melampaui level 50.
Stochastic bearish divergence
Stochastic bearish divergence
Di atas ini adalah contoh bearish divergence yang terlihat pada grafik AUD/USD dengan menggunakan stochastic. Konfirmasi bearish divergence adalah ketika stochastic turun melewati level 50.
Bagaimana, cukup sederhana kan? Yang perlu Anda lakukan sekarang adalah memperbanyak latihan dengan mengamati stochastic.

dikutip dari http://www.foreximf.com/belajar-forex-2/dasar/stochastic-oscillator/

Robot Auto Trading Helios

EA NAVHelios AutoTrading System Berdasarkan pengalaman trading bertahun-tahun dan melewati banyak penyempurnaan, akhirnya kami ...